Dramatis, Aiptu Sunaryanto Lumpuhkan Penyandera dalam Angkot

Tegang, Begini Aiptu Sunaryanto Lumpuhkan Penyandera dalam Angkot
Tersangka sedang menodongkan sajam pada korban

Dikutip dari Liputan6.com, Jakarta- Aiptu Sunaryanto terkejut. Kerumunan orang berkumpul di depan Bioskop Buaran, Jalan Raden Intan, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu malam kemarin. Ada yang berteriak minta tolong, ada yang memaki.
Sepeda motor yang dikendarainya mendadak sontak berhenti dan diparkirkan di dekat lokasi kejadian. Menggunakan jaket hijau-hitam bertuliskan "polisi" di punggungnya, Sunaryanto mendekati kerumuman tersebut. Rupanya, seorang ibu dan balita yang ada di gendongan disandera seorang pria. Pisau di genggaman pelaku menempel di leher korban.
Diketahui pria itu adalah penodong yang lari dari kejaran massa setelah menjambret. Menghindari amukan massa, pria tersebut masuk ke dalam angkutan kota KWK-T25 rute Rawamangun-Pulogebang.
"Saya dekati dia (pelaku) saya tanya, 'Mas ada apa, perlu bantuan enggak?" tutur anggota Satwil Lantas Jakarta Timur ini kepada Liputan6.com, Senin (10/4/2017).
Namun, Sunaryanto justru mendapatkan cacian dan umpatan dari pelaku tersebut. Dia berusaha tenang dan tidak terpancing dengan cacian itu. Sementara korban yang tengah menggendong anaknya terus meminta tolong kepada Sunaryanto.


"Pak tolong, Pak... tolong," ujar Sunaryanto menirukan ucapan korban.
Mendengar itu, penodong makin naik darah. Dia terus memarahi korban dan Sunaryanto. Pisau yang digenggam tidak kunjung dilepas dan terus mengarah ke leher korbannya. Sumpah serapah keluar dari mulut pria yang diperkirakan berusia 27 tahun itu.
"Kayak orang kesurupan," kata Sunaryanto.
Sambil lobi berjalan, Sunaryanto berpikir keras upaya penyelamatan korban dan bayinya. Tindakan harus dia ambil meski risiko terburuk akan dia hadapi. Tiga puluh menit berjalan, dia memutuskan untuk melumpuhkan penodong dengan pistol yang dia bawa.
"Saya sudah perhitungkan dampak terburuknya, termasuk kalau meleset, bagaimana karier dan keluarga saya. Keluarga saya pasti merasakan dampak buruk kalau (tembakan) meleset. Tapi niat saya cuma mau nolong ibu itu," ujar dia.


Sunaryanto akhirnya meminta warga yang ada di belakang angkot untuk menjauh. Agar kemungkinan peluru yang dimuntahkan tidak mengenai warga yang ada di belakang angkot tersebut.
"Saya selawat tiga kali, berdoa, akhirnya pelaku lengah toleh ke kanan, dan saya tembak tangan kanannya. Karena itu yang paling memungkinkan," tutur Sunaryanto.
Perhitungan polantas berpangkat bintara tinggi itu pun tepat. Pelaku ambruk setelah peluru mengenai tangan kanannya. Sunaryanto langsung berupaya melindungi korban dan anaknya, khawatir si pelaku mengamuk dan menyasar korban.
Belum selesai di situ, tugas Sunaryanto bertambah, dia juga harus menyelamatkan pelaku yang menjadai sasaran amuk massa yang menunggunya.
"Massa yang di kiri-kanan angkot tarik-tarik pelaku, mereka mau ngeroyok, akhirnya saya tarik keluar bawa ke pos polisi," ujar dia.


No comments